Sebelum Abad 19
Pencakar langit modern yang dibangun dengan bahan-bahan seperti baja, kaca, beton dan granit, dan secara rutin menggunakan peralatan mekanis seperti pompa air dan lift. Sampai abad ke-19, bangunan lebih dari enam lantai yang langka, memiliki sejumlah besar tangga untuk mendaki tidak praktis untuk orang-orang, dan tekanan air biasanya tidak cukup untuk memasok air di atas 50 m (164 kaki).
 |
Piramida Besar Giza,
ketinggiannya tidak terlampaui
selama ribuan tahun. |
Gedung tertinggi di zaman kuno adalah
Piramida Besar Giza di Mesir kuno, yang tingginya 146 meter (479 kaki) dan dibangun pada abad 26 SM. Ketinggiannya tidak terlampaui selama ribuan tahun, mungkin sampai abad 14 Masehi dengan pembangunan Lincoln Cathedral (walaupun tingginya masih diperdebatkan), yang ketinggiannya juga tidak terlampau hingga pembangunan Monumen Washington pada tahun 1884. Namun, mereka semua merupakan bangunan tak berpenghuni, tidak satupun dari bangunan benar-benar sesuai dengan definisi gedung pencakar langit.
Bangunan tinggi apartemen yang sudah berkembang di zaman klasik:
insulae Romawi kuno di Roma dan kota-kota kekaisaran lainnya mencapai sampai dengan 10 lantai dan lebih. Beberapa kaisar, mulai Augustus (30 SM - 14 M), berusaha untuk membangun 20-25m untuk bangunan bertingkat. Lantai lebih rendah biasanya ditempati oleh salah satu toko atau keluarga kaya, sedangkan tingkat atas yang disewakan kepada kelas bawah.
Oxyrhynchus Papiri yang masih bertahan menunjukkan bahwa bangunan berlantai tujuh bahkan ada di kota-kota provinsi, seperti di abad ke-3 Masehi, Hermopolis di Romawi Mesir.
 |
Two Towers di
Bologna |
Cakrawala langit di banyak kota-kota abad pertengahan yang penting memiliki sejumlah besar menara perkotaan yang menjulang tinggi. Keluarga kaya membangun menara ini untuk keperluan defensif dan sebagai simbol status. Menara perumahan Bologna pada abad ke-12, misalnya, berjumlah antara 80 hingga 100 pada suatu waktu, yang terbesar (dikenal sebagai "
Two Towers") tingginya 97,2 meter (319 kaki). Di Florence, sebuah hukum memutuskan bahwa seluruh ketinggian bangunan perkotaan harus dikurangi hingga kurang dari 26 m, peraturan segera diberlakukan hingga ke kota berukuran menengah. Bahkan kota berukuran menengah ini seperti San Gimignano, diketahui memiliki 72 menara sampai yang tingginya 51 m.
 |
| Kota Shibam di Yaman |
Kota Fustat di Mesir abad pertengahan banyak memiliki bangunan tempat tinggal bertingkat tinggi, yang digambarkan Al-Muqaddasi pada abad ke-10 sebagai menyerupai kota menara. Nasir Khusraw pada awal abad ke-11 menggambarkan beberapa dari mereka naik hingga 14 lantai, dengan taman atap di lantai atas lengkap dengan roda yang ditarik sapi air untuk mengairi mereka. Kairo pada abad ke-16 memiliki bangunan apartemen bertingkat tinggi dimana dua lantai terendah untuk tujuan komersial dan penyimpanan dan beberapa lantai di atas mereka disewakan kepada penyewa. Sebuah contoh awal dari sebuah kota yang terdiri sepenuhnya dari perumahan bertingkat tinggi adalah kota abad ke-16 dari
Shibam di Yaman. Shibam itu terdiri dari lebih dari 500 rumah menara, masing-masing naik 5 sampai 11 lantai yang tinggi, dengan setiap lantai apartemen yang ditempati oleh satu keluarga. Kota ini dibangun dengan cara ini untuk melindungi dari serangan kaum Badui. Shibam masih memiliki bangunan yang terbuat dari bata lumpur tertinggi di dunia, dengan banyak dari mereka yang tingginya lebih dari 100 kaki (30 m).
Contoh awal rumah bertingkat modern di abad ke-17 di Edinburgh, Skotlandia, dimana tembok pertahanan kota merupakan batas-batas kota. Karena lahan terbatas yang tersedia untuk pembangunan, rumah-rumah meningkat tinggi sebagai gantinya. Bangunan 11 lantai merupakan hal yang umum, dan tercatat ada bangunan setinggi 14 lantai. Banyak struktur yang dibangun dengan batu masih dapat dilihat hari ini di kota tua Edinburgh. Bangunan yang dibingkai dengan besi tertua di dunia, walaupun hanya sebagian yang berbingkai besi, adalah The Flaxmill (secara lokal dikenal juga sebagai "Maltings"), di Shrewsbury, Inggris. Dibangun pada 1797, bangunan ini dianggap sebagai "kakek dari pencakar langit", karena kombinasi tahan api dari kolom besi cor dengan besi cor balok berkembang menjadi kerangka baja modern yang memungkinkan pembangunan gedung pencakar langit modern. Sayangnya, ditinggalkan dan perlu banyak investasi untuk menjaga bangunan itu tetap berdiri.
Permulaan Pencakar Langit
 |
| Oriel Chambers di Liverpool |
Perkembangan awal pencakar langit dimulai dengan
Oriel Chambers di Liverpool. Dirancang oleh arsitek lokal Peter Ellis pada tahun 1864, bangunan itu merupakan bangunan kantor modern pertama menggunakan rangka besi. Tingginya hanya 5 lantai karena
lift belum ditemukan. Perkembangan lebih lanjut mengarah ke gedung pencakar langit pertama di dunia, Home Insurance Building di Chicago, dibangun pada 1884-1885. Sedangkan tingginya tidak dianggap sangat mengesankan pada jaman ini, namun sangat mengesankan pada waktu itu. Arsitek, Mayor William Le Baron Jenney, menciptakan struktur portal
load-bearing. Pada bangunan ini, kerangka baja mendukung berat seluruh dinding. Perkembangan ini menyebabkan bentuk konstruksi "kerangka Chicago".
Bangunan Louis Sullivan Wainwright di St Louis pada 1891 adalah bangunan-pertama berbingkai baja dengan band menjulang vertikal untuk menekankan ketinggian bangunan dan karena itu dianggap oleh beberapa orang sebagai gedung pencakar langit pertama yang sah.
Kebanyakan pencakar langit awal muncul di lahan sempit Chicago, London, dan New York menjelang akhir abad ke-19. Sebuah pengembangan tata guna lahan di Melbourne, Australia antara 1888-1891 mendorong terciptanya sejumlah besar pencakar langit awal, meskipun tidak ada dari mereka menggunakan baja yang diperkuat dan beberapa masih tetap berdiri hari ini. Batas ketinggian dan pembatasan kebakaran kemudian diperkenalkan. Kontraktor pembangun London segera menemukan batas ketinggian bangunan karena keluhan dari Queen Victoria, aturan yang terus ada dengan beberapa pengecualian sampai 1950. Kekhawatiran tentang estetika dan keselamatan kebakaran telah juga menghambat perkembangan pencakar langit di seluruh benua Eropa untuk paruh pertama abad kedua puluh (dengan pengecualian dari 1898 Witte Huis (Gedung Putih) di Rotterdam, 17-lantai Kungstornen (Kings 'Towers) di Stockholm, Swedia, yang dibangun 1924-1925, mungkin gedung pencakar langit pertama di Eropa, Edificio Telefónica 15 lantai di Madrid, Spanyol, dibangun pada tahun 1929, sedangkan Boerentoren 26-lantai di Antwerp, Belgia, dibangun pada tahun 1932 , dan 31-lantai Torre Piacentini di Genoa, Italia, dibangun pada 1940).
 |
Empire State Building,
New York |
Setelah kompetisi awal antara Chicago dan kota New York untuk bangunan tertinggi di dunia, New York memimpin di tahun 1895 dengan selesainya Gedung Amerika Surety, membuat New York memiliki gedung tertinggi terbanyak selama bertahun-tahun. Pengembang di New York City saling berkompetisi diantara mereka sendiri, membangun bangunan untuk mengklaim gelar "tertinggi di dunia" pada tahun 1920 dan awal 1930-an, puncaknya yaitu selesainya Gedung Chrysler di tahun 1930 dan
Empire State Building pada tahun 1931, gedung tertinggi di dunia selama empat puluh tahun. Selesainya menara World Trade Center menjadi gedung tertinggi di dunia pada tahun 1972. Namun, itu segera disusul oleh
Sears Tower (sekarang
Willis Tower) di Chicago dalam waktu dua tahun. Sears Tower berdiri sebagai bangunan tertinggi di dunia selama 24 tahun, dari tahun 1974 sampai tahun 1998, sampai ia dilampaui oleh Petronas Twin Towers di Kuala Lumpur, yang memegang gelar selama enam tahun.
Pencakar Langit Modern
Mulai tahun 1930, gedung pencakar langit juga muncul di Amerika Latin (Sao Paulo, Santiago, Caracas, Bogota, Mexico City) dan di Asia (Tokyo, Shanghai, Hong Kong, Manila, Singapura, Mumbai, Jakarta, Seoul, Kuala Lumpur, Taipei, Bangkok). Dan segera setelah Perang Dunia II, Uni Soviet merencanakan delapan gedung pencakar langit besar yang dijuluki "Stalin Towers" di Moskow, tujuh dari mereka akhirnya dibangun. Eropa juga perlahan-lahan mulai mengizinkan pencakar langit, dimulai dengan Madrid, selama tahun 1950. Akhirnya, gedung pencakar langit juga mulai akan dibangun di kota-kota di Afrika, Timur Tengah dan Oseania (terutama Australia) pada akhir 1950-an.
 |
| Sears Tower, Chicago |
Pada awal 1960-an insinyur struktur Fazlur Khan menyadari bahwa struktur rangka baja kaku yang telah mendominasi desain dan konstruksi bangunan tinggi begitu lama bukanlah merupakan satu-satunya sistem pemasangan untuk bangunan tinggi, menandai "awal dari era baru revolusi gedung pencakar langit dalam hal sistem multi-struktur". Inovasinya dalam desain dan konstruksi gedung pencakar langit adalah gagasan tabung "sistem struktural, tabung berbingkai, tabung terikat, dan tabung bundled". Sistem ini membuat efisiensi ekonomi/jauh lebih besar, dan juga memungkinkan gedung pencakar langit lebih efisien untuk mengambil berbagai bentuk, tidak ada lagi yang perlu berbentuk kotak. Selama lima belas tahun berikutnya, banyak menara dibangun oleh Khan dan "Second Chicago School", termasuk
Willis Tower (dulunya
Sears Tower). Chicago saat ini mengalami ledakan epik konstruksi yang akan sangat menambah cakrawala kota. Sejak tahun 2000, setidaknya 40 bangunan minimal dengan ketinggian 50 lantai telah dibangun atau direncanakan. The Trump International Hotel and Tower, Waterview Tower, Mandarin Oriental Tower, 29-39 South LaSalle, Park Michigan, dan Aqua adalah beberapa proyek terkenal saat ini yang sedang berlangsung di kota tersebut. Chicago, Hong Kong, dan New York City, atau dikenal sebagai "kota tiga besar," diakui di kalangan arsitektur khususnya sebgai kota yang memiliki cakrawala yang menarik. Sebuah gedung landmark pencakar langit dapat menginspirasi ledakan proyek bertingkat baru di kota, seperti yang telah dilakukan gedung Taipei 101 di Taipei sejak dibuka pada 2004. ***
Sejarah Pencakar Langit
Kata kunci: arsitektur, pencakar langit, sains, sejarah, teknologi, gedung, bangunan
| Suka artikel ini ? | Suka situs ini ? |
