Mengapa Ngengat Tertarik Pada Cahaya
Kata Kunci : fakta menarik, penelitian, sains, spesial
Umumnya diketahui bahwa ngengat tertarik dengan cahaya terang bola lampu dan memutarinya. Ada sejumlah teori tentang mengapa ngengat terlibat dalam praktek yang sering mengancam bahaya ini.
Hipotesis pertama yang tradisional menyebutkan bahwa ngengat menganggap cahaya lampu adalah cahaya bulan. Ngengat diperkirakan bermigrasi jarak jauh, dan diyakini bahwa mereka menggunakan bulan untuk menavigasi perjalanan mereka, bulan menjadi titik acuan stasioner untuk mengukur arah. Mereka dapat melakukan perjalanan pada garis lurus dengan mempertahankan sudut konstan ke bulan. Ketika ngengat melihat sebuah sumber cahaya artifisial (lampu misalnya) dan menganggapnya sebagai bulan, mereka terus menyimpan sudut konstan terhadap lampu tersebut.
Namun, karena ketertarikannya pada cahaya. Sementara itu diterima bahwa ngengat memang menggunakan bulan untuk menavigasi, masalah dengan gagasan bahwa ngengat salah dalam menafsirkan cahaya lampu sebagai bulan adalah bahwa mereka cenderung terbang langsung ke cahaya dan kemudian mengitarinya, daripada terbang spiral begitu mereka menemukannya.
Sebuah teori yang kedua adalah bahwa ngengat mengitari lampu adalah usaha untuk mencoba untuk tetap hangat. Namun, ini mendiskreditkan karena ternyata ngengat lebih tertarik terhadap sinar ultraviolet daripada yang memancarkan cahaya normal, yang hangat. Bahkan, ngengat lebih sensitif terhadap panjang gelombang cahaya tertentu, misalnya, mereka lebih tertarik ke cahaya putih daripada kuning.
Sebuah teori ketiga, dan yang paling menarik, adalah bahwa ngengat pada awalnya tertarik pada sumber cahaya dan akan terbang langsung ke sana, tapi kemudian, begitu ada, akan mencoba untuk menghindari cahaya dan mencari kegelapan (mungkin karena mereka makhluk nokturnal). Sebagai hasil dari kekhasan dalam visi ngengat ', mereka menganggap bahwa tempat paling gelap di langit adalah daerah sekitar satu kaki dari sumber cahaya. Sebagai mekanisme pengaman, ngengat mencari tahu tempat gelap dan tetap berada di sana, menyebabkan mereka terbang secara sporadis mengitari cahaya dalam lingkaran yang gelap.***
 |
| Salah satu jenis Ngengat |
Hipotesis pertama yang tradisional menyebutkan bahwa ngengat menganggap cahaya lampu adalah cahaya bulan. Ngengat diperkirakan bermigrasi jarak jauh, dan diyakini bahwa mereka menggunakan bulan untuk menavigasi perjalanan mereka, bulan menjadi titik acuan stasioner untuk mengukur arah. Mereka dapat melakukan perjalanan pada garis lurus dengan mempertahankan sudut konstan ke bulan. Ketika ngengat melihat sebuah sumber cahaya artifisial (lampu misalnya) dan menganggapnya sebagai bulan, mereka terus menyimpan sudut konstan terhadap lampu tersebut.
Namun, karena ketertarikannya pada cahaya. Sementara itu diterima bahwa ngengat memang menggunakan bulan untuk menavigasi, masalah dengan gagasan bahwa ngengat salah dalam menafsirkan cahaya lampu sebagai bulan adalah bahwa mereka cenderung terbang langsung ke cahaya dan kemudian mengitarinya, daripada terbang spiral begitu mereka menemukannya.
Sebuah teori yang kedua adalah bahwa ngengat mengitari lampu adalah usaha untuk mencoba untuk tetap hangat. Namun, ini mendiskreditkan karena ternyata ngengat lebih tertarik terhadap sinar ultraviolet daripada yang memancarkan cahaya normal, yang hangat. Bahkan, ngengat lebih sensitif terhadap panjang gelombang cahaya tertentu, misalnya, mereka lebih tertarik ke cahaya putih daripada kuning.
Sebuah teori ketiga, dan yang paling menarik, adalah bahwa ngengat pada awalnya tertarik pada sumber cahaya dan akan terbang langsung ke sana, tapi kemudian, begitu ada, akan mencoba untuk menghindari cahaya dan mencari kegelapan (mungkin karena mereka makhluk nokturnal). Sebagai hasil dari kekhasan dalam visi ngengat ', mereka menganggap bahwa tempat paling gelap di langit adalah daerah sekitar satu kaki dari sumber cahaya. Sebagai mekanisme pengaman, ngengat mencari tahu tempat gelap dan tetap berada di sana, menyebabkan mereka terbang secara sporadis mengitari cahaya dalam lingkaran yang gelap.***
Sumber: [Spesial] Andrew Thompson - What Did We Use Before Toilet Paper
